MAKALAH PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM

MAKALAH PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM

PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM

ANNISA
03
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jln.Ki Hajar Dewantara 15A Iringmulyo Metro Timur
E-mail:annisanisa463@gmail.com

Abstrack
Methodology is science to learn about method to obtain correctness object. Methodology  Islamic Studies must to understand by university student because this method have a role to knowledge how to obtain correctness object carefuler in islamic studies. In era expansion  Institute Islamic Religion tried to explore the methodology in studies. However lecturer and studentsis no understand to wear this methodology.

Abstrak
Metodologi merupakan ilmu atau pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang digunakan untuk melihat kebenaran suatu objek. Metodologi studi islam harus dipahami oleh mahasiswa karna metode ini sangat berperan penting untuk mengetahui bagaimana caranya memperoleh kebenaran terhadap objek yang diteliti yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Seiring perkembangan zaman banyak Institut Agama Islam Negeri mencoba pendekatan dalam proses pembelajaran. Namun dosen dan mahasiswa belum paham dalam menggunakan metodologi ini.

Keyword: Religion, Methodology Islamic Studies

Kata kunci:Agama, Metodologi Studi Islam





A.    Pendahuluan
Agama merupakan suatu kepercayaan yang dapat diyakini oleh manusia. Di Indonesia memiliki bermacam macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh warga negaranya, salah satunya yaitu agam Islam.
Sebagai agama yang mempunyai pengikut atau penganut terbanyak di dunia, islam telah melakukan berbagai perubahan terhadap dunia, baik dari segi kepercayaan, gaya hidup, busana, sosial, budaya,maupun dari segi politik. Seiring perkembangan zaman   banyak permasalahan yang menyimpang dari ajaran dan syariat agama Islam. Dari berbagai masalah yang timbul agama islam melakukan pembaharuan dan membuktikan bahwa agama islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai  penyempurna agama sebelumnya dengan misi “rohmatal lil alamin”.
Islam mengalami kejayaan dalam beberapa periode yang memberikan pengetahuan dan sejarah yang hingga saat ini digunakan oleh para ilmuwan. Agama Islam mengalami kejayaan yang memberikan dmpak sangat besar terhadap masyarakat di negara Islam maupun non-islam. Berkaitan hal tersebut sebagian agama dan negra lain merasa iri dan tersaingi oleh kejayaan agama islam, sehingga ia berlomba lomba untuk menghancurkan islam tetapi hal ini dijadikan semangat untuk maju oleh agam islam.
Kedatangan nabi Muhammad dengan membawa agama Islam menjamin kehidupan manuia di dunia maupun di akhirat penuh dengan kedamaian secara fisik dan rohani.Agama islam merupakan agama yangsempurnadan menjadi panutan oleh setiap manusia yang berlandaskan Al Qur’an dan Hadits serta diridhoi oleh Allah SWT.
Islam berarti “selamat” merupaka agama yang memiliki keinginan untuk membawa umatnya menuju jalan yang benar, jalan keselamatan dunia akhirat dan diridhoi oleh Allah SWT.
Kehidupan tersebut merupakan kehidupan yang sangat berbeda namun diseimbangkan dengan cara yng bijak dan benar sehingga menjadi satu kesatuan dan tetap beriringan.
Islam berasal dari bahasa arab “salima” yang berarti “melindungi dengan keadaan yang damai, sehat sentosa”.Dari arti tersebut berarti seluruh makhluk hidup dikatakan islam  karena ia selalu patuh dan tunduk kepada Allah SWT.
Allah SWT menegaskan bahwa siapapun yang memeluk selain agama islam maka tidak akan diterima karena nabi membawa dan memeluk agama ini serta memang sejatinya. Islam merupakan agama yang lengkap dan terakhir yang memiliki unsur penting seperti berupa kepercayaan kepada kekutan ghaib yang berfungsi untuk memohon pertolongan. Namun tidak mustahil jika terdapat banyak masalah keagaamaan yang menimbulkan dampak sangat besar terhadap kehidupan manusia.Dengan adanya permasalahan keagamaan juga terdapat sisi positif nya yaitu dapat lebih mengeratkan hubungan antar manusia untuk bersatu dalam menyelesaikan masalah, namun juga terdapat sisi negatifnya yaitu dapat menimbulkan terjadinya pertikaian, permusuhan dan persaingan karena adanya pemikiran individualisme yang terjadi antar umat beragama.
Masalahdalam agama begituterlihatjelasmenghiasisejarahdarizamanterdahuluhinggasaatini, sepertiperistiwadalamtragediperangSalib, konflik Islam-Hindu..
Charles Kimball pakarsejarahdanperbandingan agama (Yahud i-Kristen- Islam), berusahamenelusuridanmemetakan problem/konflikberbasiskeagamaantersebut.
Berdasarkanpembahasandiatas dam disimpulkanbahwaIslam sebagaisuatu agama yang lengkapdanterakhir, di dalamnyaterkandungunsur-unsurpenting yang secaralengkap. Di dalamislamterdapatsuatuistilah yang disebutdenganislamnormatif, islamnormatifialahislam yang benar, yaknikebenaran yang dimilikibersumberatauberasaldarifirman Allah SWT. Islam normatifdapatdikatakanbenardikarenakanislamnormatifinibersumberpada al-Qur’an danHadits. Haditsdikatakanmasukkedalamislamnormatif, dikarenakansegalasesuatu yang diucapkan, dikerjakanserta yang diajarkanolehnabiadalahsebuahkebenaran yang tanpadiragukandijadikanpanutanatautuntutanbagisetiapumatnya. Dalampraktiknya, berbagaicaradilakukanuntukmemahamiaturan Allah. Manusiamerupakanmakhluksosialyaknimakhluk yang secaranaluriahtidakmungkinbisabertahanhidupsendiritanpakeberadaansertabantuandari orang lain, sehingga manusia dalam melakukan sesuatu manusia selalu membutuhkan manusia lain.
Karenanyaitu, setiapmanusiaharusselalubisamenjagadiridalamperilakudantingkahlakunya.Karenasetiapperilakuatautingkahlakuituselaludiaturolehaturan-aturan yang adadalammasyarakat, setiapperilakumanusiadapatdipandangsebagaiperbuatan yang memilikinilaibaikuntukdirisendiri (individu) ataupun orang lain (sosial).Sepertiapapunkeadaan yang telahterjadipadakehidupanmanusiadimukabumiini, akantetapihakikatkemanusiaanakanselalusamadantidakakanberubah, yaitufitrahnya yang hanif, yang merupakansebagaibuktiatauwujudperjanjianprimodial (azali) antarTuhandengandirimanusiaitusendiriUntukbisaselamat, kaumYahudidanNasraniharusmasuk Islam danberimandengantulusdanbenar.
Tylor merumuskan agama sebagai “kepercayaan terhadap wujud spiritual”, sedangkan Allan Menzies mendefinisikan agama sebagai “penyembahan terhadap rasa kekuatan yang sangat tinggi karena adanya rasa saling membutuhkan satu sama lain”. George Galloay juga merumuskan baha “keyakinan manusia terhadap sebuah kekuatan yang melampaui dirinya sendiri, Ia harus mencari rasa pemuasan kebutuhan emosional dan mendapatkan ketenangan hidup yang diujudkan dalam bentuk penyembahan dan pengabdian”.
Melford E. Spiro menyatakan  bahwa agama merupakan sebuah badan atau lembaga yang berisi budaya yang beinteraksi dengan budaya dan manusia.Milton Yinger kemudian merumuskan agama sebagai “sebuah system kepercayaan dan perilaku, yang dengannya sekelompok manusia bergulat dengan problem kehidupan manusiawi yang bersifat ultima”.
Ninnian Smart membatasi pengertian agama dengan menganggap bahwa “sebuah agama atau agama dari suatu kelompok adalah serangkaian ritual yang dilembagakan  yang memiliki ciri yang didalamnya terdapat suatu kebiasaan atau tradisi dan mewujudkan atau menimbulkan perasaan-perasaan tertentu yang diarahkan menuju kepada suatu tujuan karena Allah SWT yang terdapat dalam ruang lingkup perubahan manusia yang tidak secara langsung terdapat penjelasan dalam bentuk opini maupun fakta.Di dunia timur, konsep agama bercorak sedemikian konkret, sebagaimana di India, agama terangkum dalam istilah Dharma yang berarti sekaligus “kebenaran”, “kewajiban”, “hukum”,”tatanan atau keteraturan” serta “hak”.
Dalam masyarakat Cina kita menemukan istilah Tao yang secara literer berarti “Jalan” yang diartikan sebagai suatu hal yang bersifat bersih,resmi dan besar.Menempatkan hal-hal yang memiliki nilai semacam itu sebagai dijadikan suatu peribadatan local atau agama negara, dan menuntut kesetiaan yang sempurna dari setiap orang. Kristen menolak mite-mite politeistik dengan menegaskan adanya Tuhan monoteistik dan universal.Penekanan pada keunggulan dan perlunya keyakinan menjadikan Kristen sebagai agama nonfilosofis, keyakinan tidak perlu menggunakan atau memperoleh dukungan dari akal, dan budaya filsafat Yunani Helenistik tidak memberikan signifikansi apa pun bagi agama.
Keberhasilan gerakan menuju perlawanan atau gejolak terhadap gereja yang berbudaya akademik pendidikan ini banyak memunculkan para ilmuwan, yaitu seperti ilmuwan Sir Issack Newton yang menemukan teori tentang gravitasi bumi, John Locke yang juga berusaha menghembuskan gejolaknya kepada pihak gereja dengan berpendapat bahwa manusia mendapatkan kebebasan untuk berbicara,  menerima dan mengeluarkan pendapat atau ide nya, mendapatkan hak nuntuk hidup, serta hak untuk berkuasa.
Berdasarkan penjelasan diatas J.J Rousseau juga melaksanakan pendapatnya,beliau merupakan ilmuwan yang menguasai dan mengayomi sebagai pihak yang berkuasa dalam bukunya yang berjudul “Social Contack”.Kedudukan negara Eropa yang bangkit melebihi dunia islam.Pada zaman ini keluarlah pemikiran Gerard Van Cromoa yang memindahkan buku Ibnu Sina The Canon of Medicine, Fransiscan Roger Bacon yang memeluk paham pemikiran yang pasti dan nyata yang berkeinginan untuk melawan peraturan gereja dan penguasa pada zaman itu.
Dalam hal ini Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan dan penganiayaan dari beberapa pihak yang berkuasa, sehingga pada zaman ini terjadilah perpecahan dalam agama kristen, yaitu agama kristen katolik dan agama kristen protestan.Agama Islam mempunyai peran yang besar terhadap akhlak manusia, karena didalamnya mengajarkan kebaikan. Al quran dan hadits merupakan pedoman agama islam yang mengatur kehidupan manusia yang sangat efektif dan mudah dipahami ajaran nya.Agama Islam merupakan agama yang selalu mengutamakan penghrgaan kepada orang lain baik perhargaan terhadap pikiran, pendapat maupun tingkah laku.
Metode pendekatan adalah cara pandang yang tertuang dalam bidang ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk belajar dan memahami tentang agama.Agama sering mendapat kritik karena pada kehidupan nyata orang beragama belum sepenuhnya memiliki akhlak yang baik bahkan agama hanya menjadi identitas semata tanpa diamalkan. Dengan adanya pendekatan – pendekatan lebih lanjut untuk memahami agama dalam sudut pandang ilmu pengetahuan ini diharapkan pembaca bisa menjiwai makna agama Islam secara mendalam.
Datangnya islam di muka bumi ini membawa misi perubahan yang sangat besar, kajian mengenai pembelajaran Studi Islam serta pengembangan budaya lokal begitu penting bagi berkembangnya Islam serta kaum muslim di waktu yang akan datang. Datangnya nabi Muhammad membawa sebuah jaminan akan terwujudnya kehidupan umat manusia yang penuh kedamaian serta kesejahteraan baik secara lahir ataupun batin. Turunnya islam ialah sebagai sebuah agama yang sempurna dan di ridai Allah SWT., islam merupakan sebuah agama yang menjadi panutan serta tuntutan bagi setiap manusia di dunia, dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.
Islam berarti selamat, yakni sebuah agama yang berkeinginan menuntun serta  membawa seluruh umatnya menuju jalan yang di ridai Allah SWT., yaitu membawa umat manusia menuju jalan kedamaian, jalan kebahagiaan, dan jalan keselamatan di dunia dan akhirat.Oleh karena itu semua peraturan kehidupan manusia semuanya telah diajarkan dalam Al Qur’an dan Hadits.  Antara aspek di dunia- akhirat maupun aspek pada jasmani-rohani sebenarnya bukan  dua buah hal yang nampak berbeda, keduanya harus diseimbangkan dengan cara yang bijak, kedua aspek tersebut merupakan suatu identitas yang memiliki kesatuan antara satu dengan yang lainnya dan seharusnya harus tetap beriringan, serta selalu diupayakan agar kedua aspek tersebut selalu melekat dalam jiwa umat islam.
 Islam berasal dari bahasa arab “salima” yang memiliki arti “melindungi alam semesta dalam kondisi aman dan selamat”. Dari arti tersebut bermakna seluruh benda dan semua manusia, dapat disebut islam, karenanya mereka selalu taat, dan menyerah kepada ketentuan Allah (sunnatullah).
Allah SWT juga telah memberikan penegasan bahwa siapapun yang menganut atau memeluk agama selain agama islam maka seluruh amalan ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah SWT, Karena sesungguhnya agama Islam merupakan agma yang dibawa oleh nabi Muhammad saw sebagai penyempurna agam sebelumnya dan dianjurka untuk dianut dan diyakini oleh seluruh manusia.
Islam sebagai suatu agama yang lengkap dan terakhir, unsur-unsur penting yang terkandung dalam agama islam yakni, kepercayaan kepada kekuatan ghaib yang berfungsi sebagai tempat untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dengan adanya kekuatan ghaib secara tidak langsung manusia diwajibkan untuk harus melakukan hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut. Interaksiterhadap kekutan ghaib dapat dilaksanakan oleh makhluk dengan cara mematuhi perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
Pendidikan agama merupakan suatu objek acuan yang tersusun secara umum dengan agama agama yang dijadikan landasan yang sangat amanah dan tidak memihak. Pendidikan agama meneliti dari sisi latar belakangnya sebagai suatu kepercayaan dalam ineraksi antar agama.
Perkembangan agama yaitu muali tahun 1859 sampai 1869. Namun sesuai dengan aturan agama, pendidikan agama mulai mendapat respon yitu pada tahun 60 samapai 70-an yang dilakukan secara bertahap yang berfungsi untuk menguatkan dan menambah kedudukan nya sebagai “pengetahuan ilmiah”. Objek acuan ilmu agama yaitu seluruh agama baik agama tradisional maupun modern yang memerlukan suatu cara untuk mempelajari dan menyatukan agama.
Oleh sebab itu dapat diuraikan beberpa macam ilmu yng mempelajari suatu cara untuk mendapatkan kebenaran dalam pendidikan islam, yaitu: Cara, Sejarah, Perubahan, Sosial, dan Mental. Agama  merupakan suatu agen yang berperan sebagai suatu keyakinan dalam kehidupan manusia yang dijadikan acuan melewati bermacam cara penelitian. Islam merupakan agama yang sudah berkembang cukup lama yang didalam nya juga terdapat masalah yang harus ditelusuri, baik yang sesuai dengan ajaran syariat islam maupun kenyataan kehidupan sosial, politik, dan budaya. Salah satu pandangan yang dapat dipahami lebih dalamyaitu proses pendekatan. Sesuai dengan cara pandang tersebut agama islam dapat dipelajari dan dipahami belalui berbagai aspek car pandang yang sesuai dengan ketentuan nya. Seperti sekarang ini banyak permasalahan umat islam yang terus membesar, dapat dipahami bahwa kita sebagai umat islam harus kembali ke belakang untuk melihat sejarah perkembangan agama islam, sehingga dengan terus mengingat dan menghargai sejarah dapat diambil sisi positifnya untuk menyelesaikan permasalan permasalahan yang sekarang semakin berkembang.
Dapat disimpulkan bahwa sejarah memiliki arti penting bagi umat islam pada  khususnya dan warga indonesia pada umumnya. Sejarah juga berperan sebagai ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai pedoman atau landasan untuk pendekatan dalam memahami agama islam,maka cara pandang umat islam dapat mengetahui bermacam macam peristiwa masa lampaun yang sangat bermanfaat.Karena sebenarnya sejarah merupakan suatu ilmu yang sangat penting yang digunakan sebagai acuan untuk mempelajari dan memahami bagaiman caranya memberikan respon terhadap pembelajaran dan pemahaman yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Dilihat dari pernyataan suatu peristiwa, termasuk peristiwa agama merupakan salah satu ciri dalam proses pendekatan sejarah.Karena itu penelitian terhadap gejala-gejala agama berdasarkan pendekatan ini haruslah dilihat segi-segi prosesnya dan perubahan-perubahannya.
Bahkan secar detail, pendekatan sejarah tidak haya melihat dari segi pertumbuhan, perkembangan serta keruntuhan yang berkaitan dengan suatu kejadian, melainkan juga dituntut harus mampu memahami perubahan-perubahan yang menyertai kejadian tersebut. Hal ini merupak pendekatan sejarah yang sebenarnyadikembangkan dalam kajian tentang masalah-masalah yang terjadi dalam agama.Kepercayaan bahwa kedamaian dan kesejahteraan manusia di dunia maupun diakhirat juga harus sesuai dengan interaksi dengan kekuatan ghaib, yaitu adanya hubungan antara sang pencipta (khalik) dengan makhluk-nya (manusia) yaitu dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.
Dengan adanya perhatian yang bersifat emosional yang dwujudkan manusia kepada terhadap kekuatan ghaib, yang telah dicantumkan dalam bentuk kitab suci yang berisi tentang ajaran agama Islam yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dimanapun berada.Namun tidak mustahil jika pada kenyataan nya  masalah agama sangat berdampak besar pada kehidupan manusia. Dalam artian, hubungan antar manusia dapat dieratkan untuk bersatu  dalam memecahkan masalah yang terjadi akibat dari masalah keagamaan, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif antar manusia misalnya permusuhan, persaingan yang disebabkan oleh adanya paham  individualisme yang juga dapat terjadi antara orang pribadi maupun agamanya.
Masalah dalam agama terlihat sangat jelas dalam menghiasi sejarah masa lampau hingga saat ini, yaitu seperti yang terjadi dalam perang salah satunya yaitu perang Salib (permasalahan antara Islam-Hindu di negara India) dan perlawanan lainnya.Dalam rung lingkup kehidupan bermasyarakat, problem antar umat beragama dan perilaku bersyarakat sangatsering terjadi. Charles Kimball berusaha meneliti dan mencari masalah yang bersangkutan dengan keagamaan tersebut, dengan memggunakan kemampuan menelitinya, beliau berhasil menjelaskan perubahan kekerasan agama tersebut, sebagai solusi untuk menghindari konflik antar agama yaitu dengan memperkuat iman dalam setiap individu.
Dalam agama Islam, materi pokok utama yang diajarkan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu aqidah akhlak, muamalah, dan etika tinkah laku yang dalam pengembangan nya menjadi kesatuan ilmu-ilmu keagamaan sebagaimana ilmu kalam, fiqih, dan tasawuf. Hal tersebut dapat dipahami bahwa wahyu sebagai sumber ajaran yang merupakan peraturan Allah SWT yang harus diturunkan kepada umatnya agar dipahami oleh manusia. Oleh sebab itu berbagai cara untuk menterjemahkan makna dan nilai nilai ajaran dari sumbernya yaitu melalui AlQur’an dan hadits yang sagat efektif dan mudah dipahami. Agar konsep-konsep yang masih bersifat abstrak tersebut dapat diterima oleh cara kerja berpikir manusia.


B.     Metodologi
Metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos dan logos.[1]
Methodos berarti sutu cara atau upaya untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan logosmemiliki arti ilmu pengetahuan.Dari definisi tersebut metodologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengandungcara teknik dalam melakukan penelitian terhadap suatu objek. Metodologi( science of method) berarti suatu pembahsan berbagai cara atau teknik dalam suatu ilmu pengetahuan, untuk memperoleh dapat dilakukan melalui disiplin ilmu yang ditelitinya.
Oleh sebab itu, untuk menentukan disiplin ilmu, harus menggunakan teknik yang tepat yang sesuai dengan disiplin tersebut. Selain itu, metodologi merupakan ilmu tentang tekhnik-tekhnik. Louay Safi mengartikan metodologi merupakan bidang kajian yang berkaitan dengan pembahsan tekhnik-tekhnik yang difungsikan dalam meneliti perubahan alam dan manusia, ataupun dengan objek lain nya. Dapat disimpulkan bahwa metedologi merupakan suatu konflik yang sangat penting dalam sejarah perkembagan ilmu pengetahuan. Dalam teknik pendekatan secara kognitif untuk mencari kebenaran lebih penting daripada ilmu filsafat, sains ataupun hanya memiliki bakat saja tanpa diiringi upaya untuk mencari kebenaran. Perlu diketahui pada zaman dahulu yaitu pada abad pertengahan Eropa hanya menghabiskan waktunya dalam keadaan belum memiliki pemikiran yag maju atau dapat dikatan pada masa kebodohan..
Metodologi merupakan proses pembelajaran yang digunakan pada bidang tertentu untuk memperolah pengetahuan yang berkaitan dengan pokok permasalahan tersebut yang telah ditinjau dari kegiatan penyelidikan.Metodologi.[2]Metodologi berhubungan dengan proses-proses kognitif yang dituntut oleh persoalan-persoalan yang muncul dari ciri pokok studi itu.  Suatu metode adalah komposisi tersusun dari proses proses pemikiran, dengan menngunakan tekhnik-tekhnik khusus. Setiap metode  selalu memiliki perbedaan dengan metode yang lain, yaitu sesuai dengan teknik yng digunakan untuk mengatur ide dan pemikiran manusia dan menjalankan tugas dari pemikiran tersebut.Dalam setiap metode ilmiah diandaikan adanya hubungan dekat dan sistematik antara berteori dan pengalaman. Pengamatan dan eksperimen membantu kita dengan evidensi untuk membuat generalisasi dan hipotesis-hipotesis yang dites (dibenarkan atau disalahkan), lewat deduksi-deduksi daripadanya serta membandingkan semua ini dengan akibat-akibat dari pengamatan-pengamatan dan eksperimen-eksperimen lebih lanjut.
Metodologi bukanlah hal asing dalam setiap pembelajaran ilmu agam islam. Namun,mettodologi merupakan salah satu hal terpenting yang selalu digunakanpada zaman keemasan sejak abad ke-3 sampai ke-6.Namun pemikiran manusia telah melupakan pada zama kesuksesan yaitu pada abad ke-5.Sebuah institusi islam seperti IAIN telah mencoba menemukan kembali pendekatan metodologi untuk beberapa mata kuliah studi keislaman. Tetapi, pada proses pelaksanaan pembelajaran  dosen dan mahsiswa belum adanya komitmen dan keseriusan  dalam menggunaan metodologi  untuk pembelajaran ilmu keislaman.
Metodologi (science of method) berati suatu pembahsan mengenai konsep teoritis yang digunakan sebagai teknik yang berkaitan dengan sistem pengetahuan. Dalam dua dekade terakhir, kesadaran umat islam terhadap pentingnya berbagai upaya pendekatan metodologi ilmiah dan respon mereka terhadap masalah-masalah yang dihasilkan dari berbagai pendekatan ini sudah mulai bermunculan.Berawal dari kesadaran bahwa kelemahan menggunakan metodologi umat islam dalam meneliti islam seperti yang dikatakn tersebut diatas, makaharus dibahas dan dipahami mengenai pentingnya penggunaan metodologi dalam kajian ilmu keislaman. A.Mukhti Ali juga mengingatkan bahwa kedudukan mata kuliah Metodologi Studi Islam (MSI) sangat penting dibandingkan mata kuliah lainnya, karena sesungguhnya metodologi merupakan masalah yang sangat penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.[3]
Tekhnik pemikiran yang benar dan tepat untuk mencari solusi kebenaran adalah lebih penting daripada ilmu filsafat dan sains. Pada zaman abad pertengahan Eropa menghabiskan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu seribu tahun dalam keadaan belum memahami ilmu pengetahuan atau masa kebodohan.Tetapi dalam keadaan tersebut akhirnya berubah menjadi kebangkitan perubahan dalam bidang ilmu sains, seni, sastra dan lingkungan hidup serta kehidupan manusia dan sosial. Perubahan yang mendadak dan tenaga yang sangat luar biasa meledak dalam ide  manusia tersebut muncullah sebuah perkembangan yang sangat luas dan menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan. Maka, metodologi mempunyai fingsi yang cukup penting dan menjadi faktor penentu dalam kemajuan dan kemunduran ilmu pengetahua.
Karena metodologi dan pendekatan merupakan suatu cara yang digunakan untuk melihat suatu hal yang menyebabkan perkembangan atau kemajuan, hal ini dilakukan bukan karena tidak tokoh tokoh yang jenius atau pandai dalam berfikir.Teknik berfikir yang benar merupakan salah satu syarat dalam menemukan ide kebenaran dan objektifitas ilmu pengetahuan. Oleh karena itu teknik yang tepat adalah problem pertama yang harus digali dan dibangun dalam berbagai ilmupengetahuan, termasuk dalam pembelajaran ilmu keislaman. Pembelajaran ilmu keislaman adalah suatu keharusan bagi para mahasiswa islamsecara tepat dan tersusun. Dilihat dari segi terstruktur Islam merupakan sebagai agama yang memiliki 2 tipe, yaitu Islam sebagai suatu ajaran dan keyakinan, serta Islam sebagai pengetahuan dan prubahan sosial.
Sisi pertama tidak jarang dianggap sebagai sisi eklusif (tertutup) dan sisi lainnya dianggap sebagai sisi eksklusif (terbuka) yang.Untuk membedakan proporsional area pengetahuan yang harus menuntut untuk bersikap kritis, rasionalis(nyata), menghargai sejarah dan menunjukkan sikap tingkah laku sebagai peneliti yang memiliki jiwa subjektif, praktis, dan menunjukan sikap terhadap peneliti lain sangat sulit.

C.    Studi Islam
Studi Islam merupakan salah satu cabang ilmu favorit untuk dikaji oleh para kalangan ilmuwan, terutama dalam mengkaji persoalan metodologi yang digunakan dalam memahami ajaran Islam, hal ini disebabkan karena masih lemahnya pemahaman umat Islam dalam mengkaji Islam secara komprehensif, salah satu penyebabnya adalah  masih banyak umat islam yang kurang memahami metodologi. Kelemahan ini akan menyulitkan  umat Islam yang ada di negara Indonesia  jika tidak dijadikan sebagai sumber pemikiran melainkan sebagai orang yang menjalankan pemikiran atau ide orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelemahan umat Islam tidak hany terletak pada kurangnya pemahaman dan penguasaan materi tetapi lebih padapersiapan materi yang akan dikuasainya.Hal ini bisa terjadi karena sesungguhnya kita harus lebih menguasai materi terlebih dahulu sebelum menjalankan terhadap materi yang telah diberi oleh orang lain.
Kedua, anggapan bahwa studi Islam dikalangan ilmuwan sudah mulai berkembang ke berbagai wilayah. Selain itu pemahaman tentang pendekatan metodologis yang diperlukan dalam mengkaji Islam juga pendekatan teologi yang merupakan doktriner yang dapat digunakan dalam memahami Islam. Studi Islam juga berfungsi sebagai subjek penelitiaan teoritis dan metodologi yang belum begitu terkenal atau dapat dikatakan masih baru.Bidang ini muncul jauh lebih kemudian dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya seperti sejarah, sosiologi, dan antropologi. Namun, sesungguhnya upaya yang telah dilakukan yang mengarah menuju pada usaha peningkatan metodologis telah dilaksanakan.
Imam Asy-Syafi’i telah berusaha membangun ilmu fiqih yang sebelimny telah menganjurkan Ushul Fiqih. Namun Imam Al- Gazali mengkritik ajaran filosof tersebut setelah menempuh metodologi filsafat dan usaha Imam Bukhori telah melakukan penelitian hadits melalui tekhnik seleksi yang merupakan buktiyang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan tentang langkah langkah metodologis yang dimaksud adalah sangat disayangkan, setelah zaman keemasan tidak ditemukan lagi para sarjana Islam yang meneruskan perjuangan nya dengan semangat dan teknik yang sama. Tetapi perlu diingat  Islam merupakan sebagai agamayang seyogyanya  bukan sebagai agama pengabulan sebatas ajaran yang ada didalam segala aspeknya.
Sebenarnya didalam agama juga terdapat ruang yang cukup dalam  untuk memadai sehingga membuat agama menjadi lebih hidup dalam sikap praktis oleh pemeluknya.Karena itu secara metodologis, agama dapat dijadikan sebagai suatu fenomena yang dinamis dan riil, betapapun di sisi lain ia mungkin bersifat abstrak; sebagai suatun hal yang dipercaya dan diyakini serta dihayati daripada dipelajari dan dipahami serta dicari kebenaran nya seperti usaha pendidikan akademis.Dalam hal corak studi Islam di Perguruan Tinggi ini, Zainudin Fananie, mengatakan bahwa ada beberapa pembaharuan pemilkiran Islam di perguruan tingi, antara lain[4]:  
Pertama, pembaharuan yang bersifat dan terkait erat dengan faham kemazhaban, yakni berusaha mencanggihkan warisan faham mazhab dengan menyerap unsurunsur modern dari budaya barat.Kedua, pembaharuan yang bercorak majlisi yang nampak dalam sikap mengutamakan kesatuan pendapat dengan membentuk majlis; ketiga, pembaharuan yang bersifat kekampusan, yang didominasi oleh orientasi pemiikiran yang mandiri dan liberal yang merupakan watak kesarjanaan yang menjadi ciri khas perguruan tinggi Studi Islam di  negara Timur Tengah yang lebih menekankan terhadap pendekatan normatif tingkah laku dan pemikiran terhadap agama islam. Penelitian Islam  di Timur Tengah  dalam penerimaan nya bertolak belakang terhadap islam yang merupakan sebagai agama yang bersifat transeden.
Islam tidak hanya dijadikan semata mata hanya sebagai objek pembelajaran ilmiah yag secara langsung ditekankan pada konsekuensi yang berlaku di dunia keilmuan, tetapi diberikan secara terhormat sesuai dengan posisinya sebagai puat kebenarannya yang dipercaya dan diyakini tanpa keraguan.Sedangkan kecenderungan studi Islam ada dua macam, yaitu kecenderungan pertama , yaitu terjadinya perubahan pergeseran metode dari acuan agama Islam yang   bertingkah laku normatif kepada yang lebih  menekankan pada sejarah, sosial dan pendekatan. Kecenderungan lainnya, perputaran keilmuan lebih terhadap ke  Timur Tengah, khususnya Universitas Al-Azhar dalam dua puluh  terakhir terlihat semakin luas dan banyak ragam. Dalam pembahasan ini teknik pendekatan Barat terhadap Islam mulai banyak yang timbul, yang pada dasarnya cenderung  lebih bersifat historis dan sosiologis.
Pendidikan Islam atau peneltian islammerupakan suatu keharusan atau disiplin ilmu yang telah lama digunakan yang seumur denganlahirnya agama Islam[5]. Penelitian agama Islamdalam sejarah terwujud dalam beberapa tipe dan menyediakan sumber yang sangat luas bagi mahasiswa yang membutuhkan baik faktor dari dalam maupun luar.Jika pendidikan dari luar dapat termuat dalambentuk perkembangan agama Islam, maka penelitian dari dalam dapat memunculkan contoh ngaji yang berkembang terhadap pengamalan, ide yang memberikan perubahan,  Ilmu Agama Islam yang berusaha memberikan pedoman pembelajaran Islam untuk ilmu ilmu yang bersifat sekuler atau pendidikan Islam klasik yang bersifat kritisnamun masih oerorientasi pada pengamalan.Pengorganisasian studi Islam di negara-negara Islam lain juga ada variasi.[6]
Islam tidak hanya dijadikan sebagai objek studi ilmiah yang diutamakan pada prinsip prinsip yang berlaku di dunia keilmuan, tetapi secara terhormat Islam sesuai dengan fungsinya sebagai suatu kebenaran yang dipercaya dan diyakini.Tujuan utama dari pengenalan ini adalah terciptanya sarjana muslim yang tidak saja menguasai ilmu-ilmu agama, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan agama melalui bahasa ilmu modern.

Metodologi Studi Islam
Metodologi merupakan ilmu pengetahuan yang tersususn secar sistematis yang mempelajari tentang suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran terhadap kebenaran objek yang diteliti.Metodologiberhubungandengan proses pemahaman yang sesuaidengansuatuobjek yang diteliti.Sedangkan metodologi studi islam merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mengkaji suatu objek yang tidak menyimpang dari ajaran dan syariat islam.
Dalam kitab suci Al Quran, ilmu dan pengetahuan dapat diperoleh melalui wahyu, kenyataan atau riil yang dilandaskan pada pertimbangan bukti bukti yang telah ada,  ide dan pemikiran  dan melalui persepsi, yaitu dengan pengamatan, uji coba, laporan sejarahserta deskripsi pengalaman.[7]Teknik-teknik atau cara-cara dalam pencapaian ilmu pengetahuan melalui sumber-sumber yang telah ditetapkan dan diakui yaitu kitab suci Al Quran, dilihat dari sejarahnya sumber ini telah digunakan oleh para ulama, ilmuwan , filosof muslim dan cendekiawan terdahulu.
Banyak tipe cara yang mereka gunakan dalam melaksanakan penelitian tersebut, yang seluruhnya bertujuan untuk diamalkan dalam kehidupan  manusia sehari hari, baik secara individu ataupun sosial. Melalui upaya tipe ini, para ulam dan cendekiawan tersebut telah banyak menghasilkan atau membuat produk ilmu pengetahuan, yang menjadi sumber sejarah suatu perkembangan agama islam, baik yang tergolong ilmu ilmu riwayat maupun ilmu rasional, termasuk ilmu ilmu fungsional yang langsung dapat dimanfaatkan atau digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata atau riil. Tetapi tidak hanya itu, melainkan juga ilmu yang dihasilkan melaui Attaqarub dan para sufi.
Apa yang dilakukan oleh para ulama dan pemikir Islam di atas, merupakan suatu kesadaran bahwa seiring dengan perkembangan masyarakat Islam di berbagai bidang, untuk mempelajari dan memahami agama Islam yang secara fungsi atau penerapan nya dalam masyarakat yang memiliki bermacam kebutuhan dan kepentingan, masih diperlikan perumusan masalah yang konkrit dan nyata.Oleh karena itu  kebanyakan sumber ajaran agama Islam , baik Al quran maupun As-Sunnah, belum bisa memberikan pnjlasan tentang kebutuhan tersebut secara detai dan rinci, kecuali dalamhal-hal tertentu, bahkan hanya memberikan spirit untuk dilakukan suatu tindakan lebih lanjut, atau hanya memuat nilai-nilai, supaya pesan-pesan ajaran tersebut menjadi aktual bagi masyarakat.
Kesadaran tersebut, sebenarnya telah diakui oleh Nabi, Metodologi Studi Islam (MSI) atau Dirasah Islamiyah(DI), merupakan keharusan disiplin ilmu baru yang harus ditetapkan dan dilaksanakan dalam kurikulum nasional program Strata Satu (S1) yang ada di Perguruan Tinggi Agama Islam seperti pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang ada diseluruh Indonesia. Jika diteliti dalam pokok pembahasan materi intinya adalah akumulasi dari acuan acuan pendidikan keislaman yang sebelumnya inti pokoknya bersifat mendasar atau sebagai pengantar. Pokok pembahasan tersebut hingga sekarang masih dan akan dipelajari sebagai ilmu dasar khususnya di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Hanya saja pembahasan masing masing  dasar pengetahuan keislaman disajikan dalam bentuk terpisah antar satu dengan yang lain.
Namun, diskursus-diskursus yang ditawarkan masih materi-materi yang sifatnya pengenalan dasar atau pengantar. Jika diteliti secara mendasar dan mendalam bahwa tidak ada perbedaan antar Metodologi Studi Islam atau Dirasah Islamiah yang telah diajarkan secara terpisah.Maka muncullah pertanyaan untuk apa pentingnya Metodologi Studi Islam (MSI) Dirasah Islamiyah (DI) adalah segai salah satu penawaran mata kuliah lain di Institut Agama Islam Negeri (IAIN).Sebenarnya memang benar diakui, jika dilihat dari sisi kandungan subjeknya adalah memiliki ciri khusus jika tidak dikatakan tidak sama dengan MSI. Tetapi MSI atau DI -ilmu dasar keislaman “akumulatif”- memiliki nuansa (kemasan) baru yang membuatnya berbeda dengan wacana ilmu dasar keislaman “alianatif”.
Pandangan unik (spesifik) atau ciri khs nya tidak lain adalah penggunaan teknik metodologi untuk pendekatan dalam pemahaman ilmu ilmu dasar pokok keislaman tersebut. Jadi, MSI dapat dikatakan sebagai materi pokok acuan ilmu ilmu dasar keislaman yang memiliki unsur metodologis. Tetapi penggunaan metodologi sebagai kajian penelitian dalam ilmu dasar keislaman secara bertahap mulai menurun, seiring dengan menurunnya semangat ilmiah dikalangan para cendekiawan Islam dizaman modern seperti saat ini.Berkembanglah istilah menekor tanpa pegangan (taqlid), karena pada masa itu pintu ijtihad telah ditutup (asal ikut serta), penafsiran terhadap karya guru (syarah).
Karya-karya yang asli sudah tidak ada lagi, semua ilmuwan pada masa itu bersepakat pada kenyamanan yang telah dicapainya sehingga tidak ada kekuatan baru untuk melanjutkan kenyamanan tersebut. Sejak zaman belum adanya pembelajaran mengenai metodologi atau masa kebodohan sudah hilanglah riwayat hidup metodologi dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan keislaman hingga pada penghujung abad ke-13 atau pertengahan abad ke-20 Masehi ( zaman kebangkitan agama Islam). Hal ini titandai dengan digerakkan nya kembali penelitian  Ilmu Filsafah dengna seluruh cabangnya, yaitu khususnya pada Perguruan Tinggi Agama Islam seperti di Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dasar-dasar keislaman yang diwariskan sebagai pengantar pemikiran Islam pada zaman klasik yang lahirdari perkumpulan dan pembahasan terhadap sumber ajaran dan pengalaman Islam dalam sejarah yang sekarang diresume dalam materi penelitian metodologi Islam.
Dalam hal metode studi Islam di perguruan tinggi, Zainuddin Fananie mengatakan bahwa[8], bila kita masih percaya bahwa agama sebagai ide yang sangat kuat dalam mengembangkan tradisi kebudayaan, maka akan tepat jika membuka dialog baru dengan tradisi perguruan tinggi yang memiliki ciri watak pemikiran ilmiah. Untuk itu maka pendekatan studi agama di perguaruan tinggi akan tepat jika menggunakan metode sisntesis antara penndekatan kitab suci dan metode keilmuan. Yang dimaksud keilmuan disini adalah pendekatan filosofis, sosiologis, historis, fenomenologis, dan tipologis Tulisan ini akan menjelaskan beberapa tawaran metode pendekatan studi Islam dari berbagai disiplin ilmu:[9] yakni pendekatan filsafat, pendekatan sosiologi, pendekatan sejarah, pendekatan hermenetika, pendekatan fenomenologi, yang tergabung dalam model utama untuk mencapai tujuan yang sulit disatukan dansehingga diakhiridengan tujuan yang terpadu dan tersambung sebagai upaya baru untuk mempelajari dan memahami masalah-masalah yang timbul dalam keagamaan Islam.


D.    Simpulan
Bagi orang yang beriman, agama dipandang sebagai sesuatu yang sakral, suci, dan agung.Nilai yag terkandung dalam ajaran menjadi pandangan hidup maupun tata cara hidup bagi para pemeluknya, maka dari itu agama sangat melekat dalam sisi-sisi kehidupan agama Islam berarti selamat, yakni sebuah agama yang berkeinginan menuntun serta  membawa seluruh umatnya menuju jalan yang di ridai Allah SWT., yaitu membawa umat manusia menuju jalan kedamaian, jalan kebahagiaan, dan jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu ajaran agama Islam didalamnya mengandung ajaran yang berkaitan tentang kehidupan manusia didunia maupun diakhirat, baik secara lahir dan batin.
Antara aspek di dunia- akhirat maupun aspek pada jasmani-rohani sebenarnya bukan  dua buah hal yang nampak berbeda, keduanya harus diseimbangkan dengan cara yang bijak, kedua aspek tersebut merupakan suatu identitas yang memiliki kesatuan antara satu dengan yang lainnya dan seharusnya harus tetap beriringan, serta selalu diupayakan agar kedua aspek tersebut selalu melekat dalam jiwa umat islam.Islam berasal dari bahasa arab “salima” yang memiliki arti memelihara seluruh makhluk dengan keadaan damai, sejahtera,sehat sentosa. Dalam arti lain juga dapat dikatakan menyerahkan seluruh dirinya, bersikap tunduk, patuh, dan taat kepada ketetapan atau aturan yang berlaku.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa seluruh benda maupun manusia yang ada di muka bumi dapat disebut sebagai Islam, karena mereka selalu taat, patuh dan melaksanakan perintah atau ketentuan Allah SWT. Allah SWT juga telah memeberikan ketegasan bahwa seluruh manusia yang menganut agama tetapi bukan agama Islam maka amal ibadahnya tidak akan diterima, karena agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berperan untuk menyempurnakan agama terdahulu, agama Islam juga merupakan agama yang sangat dianjurkan bagi seluh manusia. Istilahmetodologi berasal dari bahas Yunani, yaitu methodos dan logos[10]. Metodologi dapat diartiakan sebagai pembahasan konsep tertulisyang terkandung berbagai teknik atau metode yang berkaitan dalam sistem pengetahuan.Metodologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tata cara yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
Oleh sebab itu , untuk menentukan disiplin ilmu, kita harus menentukan cara atau teknik yang akurat dengan disiplin keharusan tersebut. Selain itu, metodologi merupakan ilmu pengetahuan tentang cara atau metode. Studi Islam merupakan salah satu cabang ilmu favorit untuk dikaji oleh para kalangan ilmuwan, terutama dalam mengkaji persoalan metodologi yang digunakan dalam memahami ajaran Islam, hal ini disebabkan karena masih lemahnya pemahaman umat Islam dalam mengkaji Islam secara komprehensif, salah satu penyebabnya adalah kurangnya umat Islam dalam memahami teknik tata caranya. Kelemahan ini akan semakin terlihat jika umat Islam, khususnya di Indonesia tidak menjadi sumberpemikiran atau ide akan tetapi menjadi pengelola atau pelaksana pemikiran atau ide tersebut. Hal ini dapat terjadi karen asesungguhnya manusia harus mengetahui ilmu atau teorinya sebelum melakukan tindakan terhadap suatu hal. Jadi, metodologi studi islam dapat diartikan sebagai metode yang diepergunakan untuk mengkaji ilmu agama Islam sebagai jembatan dari ilmu-ilmu.










REFERENSI
Asmawi, “Peluang Dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam”, Islamica, Vol. 5, No. 1, 2010.

Fatkhur Rokhzi, Mokh., “Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam”, Jurnal Pendidikan, Vol. Iii, No. 1, 2015, Pp. 85–94.

Hanafiah, Mahibbudin, “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan Terhadap Studi Ilmu-Ilmu Keislaman”, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2011, Vol. Xi, No. 2, 2011, Pp. 292–302.

Ibrahim, Duski, “Metodologi Penelitian Dalam Kajian Islam (Suatu Upaya Iktisyaf Metode-Metode Muslim Klasik)”, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014, Pp. 247–8.

Isrofil, Amar, “Studi Normatif Pendidikan Islam Multikultural”, Islamica, Vol. 4, No. 2, 2010.

Kurniasih, Apri, “Pendekatan Studi Islam Di Perguruan Tinggi Islam”, As-Salam, Vol. Iii, No. 1, 2013, Pp. 77–90.

Kurniawan, Benny, “Studi Islam Dengan Pendekatan Filosofis”, Jurnal Saintifika Islamica, Vol. 2, No. 2, 2015, Pp. 49–60 [Http://Dx.Doi.Org/2407- 053x].

Nur, Muhammad, “Pendekatan Fisiologis Dlam Studi Islam”, Didaktika Islamika, Vol. 5, No. 1, 2015, P. 16.

Zarkasi, Ahmad, “Metodologi Studi Agama-Agama”, Al-Adyan, Vol. Xi, No. 1, 2016, Pp. 1–16.

Zulaiha, Siti, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1, 2017, Pp. 46–64.





























[1]Siti Zulaiha, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah : Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1 (2017), Pp. 46–64.
[2]Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama O”, Al-Adyan, Vol. Xi, No. 1 (2016), Pp. 1–16.
[3]Mahibbudin Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan Terhadap Studi Ilmu-Ilmu Keislaman”, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2011, Vol. Xi, No. 2 (2011), Pp. 292–302.
[4]Muhammad Nur, “Pendekatan Fisiologis Dlam Studi Islam”, Didaktika Islamika, Vol. 5, No. 1 (2015), P. 16.
[5]Mokh. Fatkhur Rokhzi, “Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam”, Jurnal Pendidikan, Vol. Iii, No. 1 (2015), Pp. 85–94.
[6]Apri Kurniasih, “Pendekatan Studi Islam Di Perguruan Tinggi Islam”, As-Salam, Vol. Iii, No. 1 (2013), Pp. 77–90.
[7]Duski Ibrahim, “Metodologi Penelitian Dalam Kajian Islam (Suatu Upaya Iktisyaf Metode-Metode Muslim Klasik)”, Intizar, Vol. 20, No. 2 (2014), Pp. 247–8.
[8]Amar Isrofil, “Studi Normatif Pendidikan Islam Multikultural”, Islamica, Vol. 4, No. 2 (2010).
[9]Asmawi, “Peluang Dan Tantangan Formulasi Metode Studi Islam”, Islamica, Vol. 5, No. 1 (2010).
[10]Siti Zulaiha, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah : Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1 (2017), Pp. 46–64.
Candra Fitriyanto Soarang pemuda yang menyukai sastra namun kuliah pada prodi matematika.

Belum ada Komentar untuk "MAKALAH PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel