MAKALAH PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM
Kamis, 03 September 2020
Tulis Komentar
ANNISA
03
Institut
Agama Islam Negeri Metro
Jln.Ki
Hajar Dewantara 15A Iringmulyo Metro Timur
E-mail:annisanisa463@gmail.com
Abstrack
Methodology is science to learn about method to obtain correctness
object. Methodology Islamic Studies must
to understand by university student because this method have a role to
knowledge how to obtain correctness object carefuler in islamic studies. In era
expansion Institute Islamic Religion
tried to explore the methodology in studies. However lecturer and studentsis no
understand to wear this methodology.
Abstrak
Metodologi
merupakan ilmu atau pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang digunakan
untuk melihat kebenaran suatu objek. Metodologi studi islam harus dipahami oleh
mahasiswa karna metode ini sangat berperan penting untuk mengetahui bagaimana
caranya memperoleh kebenaran terhadap objek yang diteliti yang sesuai dengan
ajaran agama Islam. Seiring perkembangan zaman banyak Institut Agama Islam
Negeri mencoba pendekatan dalam proses pembelajaran. Namun dosen dan mahasiswa
belum paham dalam menggunakan metodologi ini.
Keyword: Religion, Methodology
Islamic Studies
Kata kunci:Agama, Metodologi Studi
Islam
A.
Pendahuluan
Agama merupakan
suatu kepercayaan yang dapat diyakini oleh manusia. Di Indonesia memiliki
bermacam macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh warga negaranya, salah
satunya yaitu agam Islam.
Sebagai agama yang
mempunyai pengikut atau penganut terbanyak di dunia, islam telah melakukan berbagai
perubahan terhadap dunia, baik dari segi kepercayaan, gaya hidup, busana,
sosial, budaya,maupun dari segi politik. Seiring perkembangan zaman banyak permasalahan yang menyimpang dari
ajaran dan syariat agama Islam. Dari berbagai masalah yang timbul agama islam
melakukan pembaharuan dan membuktikan bahwa agama islam merupakan agama yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai penyempurna agama sebelumnya dengan misi
“rohmatal lil alamin”.
Islam mengalami
kejayaan dalam beberapa periode yang memberikan pengetahuan dan sejarah yang
hingga saat ini digunakan oleh para ilmuwan. Agama Islam mengalami kejayaan
yang memberikan dmpak sangat besar terhadap masyarakat di negara Islam maupun
non-islam. Berkaitan hal tersebut sebagian agama dan negra lain merasa iri dan
tersaingi oleh kejayaan agama islam, sehingga ia berlomba lomba untuk
menghancurkan islam tetapi hal ini dijadikan semangat untuk maju oleh agam
islam.
Kedatangan nabi Muhammad dengan membawa agama Islam
menjamin kehidupan manuia di dunia maupun di akhirat penuh dengan kedamaian
secara fisik dan rohani.Agama
islam merupakan agama yangsempurnadan
menjadi panutan oleh setiap manusia yang berlandaskan Al Qur’an dan Hadits
serta diridhoi oleh Allah SWT.
Islam berarti
“selamat” merupaka agama yang memiliki keinginan untuk membawa umatnya menuju
jalan yang benar, jalan keselamatan dunia akhirat dan diridhoi oleh Allah SWT.
Kehidupan tersebut
merupakan kehidupan yang sangat berbeda namun diseimbangkan dengan cara yng
bijak dan benar sehingga menjadi satu kesatuan dan tetap beriringan.
Islam berasal dari bahasa arab “salima” yang berarti
“melindungi dengan keadaan yang damai, sehat sentosa”.Dari arti tersebut
berarti seluruh makhluk hidup dikatakan islam
karena ia selalu patuh dan tunduk kepada Allah SWT.
Allah SWT menegaskan bahwa siapapun yang memeluk selain
agama islam maka tidak akan diterima karena nabi membawa dan memeluk agama ini
serta memang sejatinya. Islam merupakan agama yang lengkap dan terakhir yang
memiliki unsur penting seperti berupa kepercayaan kepada kekutan ghaib yang
berfungsi untuk memohon pertolongan. Namun tidak mustahil jika terdapat banyak masalah
keagaamaan yang menimbulkan dampak sangat besar terhadap kehidupan
manusia.Dengan adanya permasalahan keagamaan juga terdapat sisi positif nya
yaitu dapat lebih mengeratkan hubungan antar manusia untuk bersatu dalam
menyelesaikan masalah, namun juga terdapat sisi negatifnya yaitu dapat
menimbulkan terjadinya pertikaian, permusuhan dan persaingan karena adanya
pemikiran individualisme yang terjadi antar umat beragama.
Masalahdalam agama
begituterlihatjelasmenghiasisejarahdarizamanterdahuluhinggasaatini,
sepertiperistiwadalamtragediperangSalib, konflik Islam-Hindu..
Charles Kimball
pakarsejarahdanperbandingan agama (Yahud i-Kristen- Islam),
berusahamenelusuridanmemetakan problem/konflikberbasiskeagamaantersebut.
Berdasarkanpembahasandiatas dam
disimpulkanbahwaIslam sebagaisuatu agama yang
lengkapdanterakhir, di dalamnyaterkandungunsur-unsurpenting yang secaralengkap. Di dalamislamterdapatsuatuistilah yang
disebutdenganislamnormatif, islamnormatifialahislam yang benar, yaknikebenaran
yang dimilikibersumberatauberasaldarifirman Allah SWT. Islam
normatifdapatdikatakanbenardikarenakanislamnormatifinibersumberpada al-Qur’an
danHadits. Haditsdikatakanmasukkedalamislamnormatif, dikarenakansegalasesuatu
yang diucapkan, dikerjakanserta yang diajarkanolehnabiadalahsebuahkebenaran
yang tanpadiragukandijadikanpanutanatautuntutanbagisetiapumatnya. Dalampraktiknya,
berbagaicaradilakukanuntukmemahamiaturan Allah.
Manusiamerupakanmakhluksosialyaknimakhluk yang
secaranaluriahtidakmungkinbisabertahanhidupsendiritanpakeberadaansertabantuandari
orang lain, sehingga manusia dalam melakukan sesuatu manusia selalu
membutuhkan manusia lain.
Karenanyaitu,
setiapmanusiaharusselalubisamenjagadiridalamperilakudantingkahlakunya.Karenasetiapperilakuatautingkahlakuituselaludiaturolehaturan-aturan
yang adadalammasyarakat, setiapperilakumanusiadapatdipandangsebagaiperbuatan
yang memilikinilaibaikuntukdirisendiri (individu) ataupun orang lain (sosial).Sepertiapapunkeadaan yang
telahterjadipadakehidupanmanusiadimukabumiini,
akantetapihakikatkemanusiaanakanselalusamadantidakakanberubah, yaitufitrahnya
yang hanif, yang
merupakansebagaibuktiatauwujudperjanjianprimodial (azali)
antarTuhandengandirimanusiaitusendiriUntukbisaselamat,
kaumYahudidanNasraniharusmasuk Islam danberimandengantulusdanbenar.
Tylor
merumuskan agama sebagai “kepercayaan terhadap wujud spiritual”, sedangkan
Allan Menzies mendefinisikan agama sebagai “penyembahan terhadap rasa kekuatan
yang sangat tinggi karena adanya rasa saling membutuhkan satu sama lain”.
George Galloay juga merumuskan baha “keyakinan manusia terhadap sebuah kekuatan
yang melampaui dirinya sendiri, Ia harus mencari rasa pemuasan kebutuhan
emosional dan mendapatkan ketenangan hidup yang diujudkan dalam bentuk
penyembahan dan pengabdian”.
Melford E. Spiro menyatakan bahwa
agama merupakan sebuah badan atau lembaga yang berisi budaya yang beinteraksi
dengan budaya dan manusia.Milton Yinger kemudian merumuskan agama sebagai
“sebuah system kepercayaan dan perilaku, yang dengannya sekelompok manusia
bergulat dengan problem kehidupan manusiawi yang bersifat ultima”.
Ninnian
Smart membatasi pengertian agama dengan menganggap bahwa “sebuah agama atau
agama dari suatu kelompok adalah serangkaian ritual yang dilembagakan yang memiliki ciri yang didalamnya terdapat
suatu kebiasaan atau tradisi dan mewujudkan atau menimbulkan perasaan-perasaan
tertentu yang diarahkan menuju kepada suatu tujuan karena Allah SWT yang
terdapat dalam ruang lingkup perubahan manusia yang tidak secara langsung
terdapat penjelasan dalam bentuk opini maupun fakta.Di dunia timur, konsep
agama bercorak sedemikian konkret, sebagaimana di India, agama terangkum dalam
istilah Dharma yang berarti sekaligus “kebenaran”, “kewajiban”,
“hukum”,”tatanan atau keteraturan” serta “hak”.
Dalam
masyarakat Cina kita menemukan istilah Tao yang secara literer berarti “Jalan”
yang diartikan sebagai suatu hal yang bersifat bersih,resmi dan besar.Menempatkan
hal-hal yang memiliki nilai semacam itu sebagai dijadikan suatu peribadatan
local atau agama negara, dan menuntut kesetiaan yang sempurna dari setiap
orang. Kristen menolak mite-mite politeistik dengan menegaskan adanya Tuhan
monoteistik dan universal.Penekanan pada keunggulan dan perlunya keyakinan
menjadikan Kristen sebagai agama nonfilosofis, keyakinan tidak perlu
menggunakan atau memperoleh dukungan dari akal, dan budaya filsafat Yunani
Helenistik tidak memberikan signifikansi apa pun bagi agama.
Keberhasilan
gerakan menuju perlawanan atau gejolak terhadap gereja yang berbudaya akademik
pendidikan ini banyak memunculkan para ilmuwan, yaitu seperti ilmuwan Sir
Issack Newton yang menemukan teori tentang gravitasi bumi, John Locke yang juga
berusaha menghembuskan gejolaknya kepada pihak gereja dengan berpendapat bahwa
manusia mendapatkan kebebasan untuk berbicara,
menerima dan mengeluarkan pendapat atau ide nya, mendapatkan hak nuntuk
hidup, serta hak untuk berkuasa.
Berdasarkan
penjelasan diatas J.J Rousseau juga melaksanakan pendapatnya,beliau merupakan
ilmuwan yang menguasai dan mengayomi sebagai pihak yang berkuasa dalam bukunya yang
berjudul “Social Contack”.Kedudukan negara Eropa yang bangkit melebihi dunia
islam.Pada zaman ini keluarlah pemikiran Gerard Van Cromoa yang memindahkan
buku Ibnu Sina The Canon of Medicine, Fransiscan Roger Bacon yang memeluk paham
pemikiran yang pasti dan nyata yang berkeinginan untuk melawan peraturan gereja
dan penguasa pada zaman itu.
Dalam
hal ini Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan dan penganiayaan dari
beberapa pihak yang berkuasa, sehingga pada zaman ini terjadilah perpecahan
dalam agama kristen, yaitu agama kristen katolik dan agama kristen protestan.Agama
Islam mempunyai peran yang besar terhadap akhlak manusia, karena didalamnya
mengajarkan kebaikan. Al quran dan hadits merupakan pedoman agama islam yang
mengatur kehidupan manusia yang sangat efektif dan mudah dipahami ajaran
nya.Agama Islam merupakan agama yang selalu mengutamakan penghrgaan kepada
orang lain baik perhargaan terhadap pikiran, pendapat maupun tingkah laku.
Metode
pendekatan adalah cara pandang yang tertuang dalam bidang ilmu pengetahuan yang
berfungsi untuk belajar dan memahami tentang agama.Agama sering mendapat kritik
karena pada kehidupan nyata orang beragama belum sepenuhnya memiliki akhlak
yang baik bahkan agama hanya menjadi identitas semata tanpa diamalkan. Dengan
adanya pendekatan – pendekatan lebih lanjut untuk memahami agama dalam sudut
pandang ilmu pengetahuan ini diharapkan pembaca bisa menjiwai makna agama Islam
secara mendalam.
Datangnya
islam di muka bumi ini membawa misi perubahan yang sangat besar, kajian
mengenai pembelajaran Studi Islam serta pengembangan budaya lokal begitu
penting bagi berkembangnya Islam serta kaum muslim di waktu yang akan datang.
Datangnya nabi Muhammad membawa sebuah jaminan akan terwujudnya kehidupan umat
manusia yang penuh kedamaian serta kesejahteraan baik secara lahir ataupun
batin. Turunnya islam ialah sebagai sebuah agama yang sempurna dan di ridai
Allah SWT., islam merupakan sebuah agama yang menjadi panutan serta tuntutan
bagi setiap manusia di dunia, dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.
Islam
berarti selamat, yakni sebuah agama yang berkeinginan menuntun serta membawa seluruh umatnya menuju jalan yang di
ridai Allah SWT., yaitu membawa umat manusia menuju jalan kedamaian, jalan
kebahagiaan, dan jalan keselamatan di dunia dan akhirat.Oleh karena itu semua
peraturan kehidupan manusia semuanya telah diajarkan dalam Al Qur’an dan
Hadits. Antara aspek di dunia- akhirat
maupun aspek pada jasmani-rohani sebenarnya bukan dua buah hal yang nampak berbeda, keduanya
harus diseimbangkan dengan cara yang bijak, kedua aspek tersebut merupakan
suatu identitas yang memiliki kesatuan antara satu dengan yang lainnya dan
seharusnya harus tetap beriringan, serta selalu diupayakan agar kedua aspek
tersebut selalu melekat dalam jiwa umat islam.
Islam berasal dari bahasa arab “salima” yang
memiliki arti “melindungi alam semesta dalam kondisi aman dan selamat”. Dari
arti tersebut bermakna seluruh benda dan semua manusia, dapat disebut islam,
karenanya mereka selalu taat, dan menyerah kepada ketentuan Allah
(sunnatullah).
Allah
SWT juga telah memberikan penegasan bahwa siapapun yang menganut atau memeluk
agama selain agama islam maka seluruh amalan ibadahnya tidak akan diterima oleh
Allah SWT, Karena sesungguhnya agama Islam merupakan agma yang dibawa oleh nabi
Muhammad saw sebagai penyempurna agam sebelumnya dan dianjurka untuk dianut dan
diyakini oleh seluruh manusia.
Islam
sebagai suatu agama yang lengkap dan terakhir, unsur-unsur penting yang
terkandung dalam agama islam yakni, kepercayaan kepada kekuatan ghaib yang
berfungsi sebagai tempat untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dengan
adanya kekuatan ghaib secara tidak langsung manusia diwajibkan untuk harus
melakukan hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut. Interaksiterhadap
kekutan ghaib dapat dilaksanakan oleh makhluk dengan cara mematuhi perintah Nya
dan menjauhi larangan Nya.
Pendidikan
agama merupakan suatu objek acuan yang tersusun secara umum dengan agama agama
yang dijadikan landasan yang sangat amanah dan tidak memihak. Pendidikan agama
meneliti dari sisi latar belakangnya sebagai suatu kepercayaan dalam ineraksi
antar agama.
Perkembangan
agama yaitu muali tahun 1859 sampai 1869. Namun sesuai dengan aturan agama,
pendidikan agama mulai mendapat respon yitu pada tahun 60 samapai 70-an yang
dilakukan secara bertahap yang berfungsi untuk menguatkan dan menambah
kedudukan nya sebagai “pengetahuan ilmiah”. Objek acuan ilmu agama yaitu
seluruh agama baik agama tradisional maupun modern yang memerlukan suatu cara
untuk mempelajari dan menyatukan agama.
Oleh
sebab itu dapat diuraikan beberpa macam ilmu yng mempelajari suatu cara untuk
mendapatkan kebenaran dalam pendidikan islam, yaitu: Cara, Sejarah, Perubahan,
Sosial, dan Mental. Agama merupakan
suatu agen yang berperan sebagai suatu keyakinan dalam kehidupan manusia yang
dijadikan acuan melewati bermacam cara penelitian. Islam merupakan agama yang
sudah berkembang cukup lama yang didalam nya juga terdapat masalah yang harus
ditelusuri, baik yang sesuai dengan ajaran syariat islam maupun kenyataan
kehidupan sosial, politik, dan budaya. Salah satu pandangan yang dapat dipahami
lebih dalamyaitu proses pendekatan. Sesuai dengan cara pandang tersebut agama
islam dapat dipelajari dan dipahami belalui berbagai aspek car pandang yang
sesuai dengan ketentuan nya. Seperti sekarang ini banyak permasalahan umat
islam yang terus membesar, dapat dipahami bahwa kita sebagai umat islam harus
kembali ke belakang untuk melihat sejarah perkembangan agama islam, sehingga
dengan terus mengingat dan menghargai sejarah dapat diambil sisi positifnya
untuk menyelesaikan permasalan permasalahan yang sekarang semakin berkembang.
Dapat
disimpulkan bahwa sejarah memiliki arti penting bagi umat islam pada khususnya dan warga indonesia pada umumnya.
Sejarah juga berperan sebagai ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai pedoman
atau landasan untuk pendekatan dalam memahami agama islam,maka cara pandang umat
islam dapat mengetahui bermacam macam peristiwa masa lampaun yang sangat
bermanfaat.Karena sebenarnya sejarah merupakan suatu ilmu yang sangat penting yang
digunakan sebagai acuan untuk mempelajari dan memahami bagaiman caranya
memberikan respon terhadap pembelajaran dan pemahaman yang terjadi dalam jangka
waktu tertentu.
Dilihat
dari pernyataan suatu peristiwa, termasuk peristiwa agama merupakan salah satu
ciri dalam proses pendekatan sejarah.Karena itu penelitian terhadap
gejala-gejala agama berdasarkan pendekatan ini haruslah dilihat segi-segi
prosesnya dan perubahan-perubahannya.
Bahkan
secar detail, pendekatan sejarah tidak haya melihat dari segi pertumbuhan,
perkembangan serta keruntuhan yang berkaitan dengan suatu kejadian, melainkan
juga dituntut harus mampu memahami perubahan-perubahan yang menyertai kejadian
tersebut. Hal ini merupak pendekatan sejarah yang sebenarnyadikembangkan dalam
kajian tentang masalah-masalah yang terjadi dalam agama.Kepercayaan bahwa
kedamaian dan kesejahteraan manusia di dunia maupun diakhirat juga harus sesuai
dengan interaksi dengan kekuatan ghaib, yaitu adanya hubungan antara sang
pencipta (khalik) dengan makhluk-nya (manusia) yaitu dengan melaksanakan
seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.
Dengan
adanya perhatian yang bersifat emosional yang dwujudkan manusia kepada terhadap
kekuatan ghaib, yang telah dicantumkan dalam bentuk kitab suci yang berisi tentang
ajaran agama Islam yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dimanapun
berada.Namun tidak mustahil jika pada kenyataan nya masalah agama sangat berdampak besar pada
kehidupan manusia. Dalam artian, hubungan antar manusia dapat dieratkan untuk
bersatu dalam memecahkan masalah yang
terjadi akibat dari masalah keagamaan, namun juga dapat menimbulkan dampak
negatif antar manusia misalnya permusuhan, persaingan yang disebabkan oleh
adanya paham individualisme yang juga
dapat terjadi antara orang pribadi maupun agamanya.
Masalah
dalam agama terlihat sangat jelas dalam menghiasi sejarah masa lampau hingga
saat ini, yaitu seperti yang terjadi dalam perang salah satunya yaitu perang
Salib (permasalahan antara Islam-Hindu di negara India) dan perlawanan
lainnya.Dalam rung lingkup kehidupan bermasyarakat, problem antar umat beragama
dan perilaku bersyarakat sangatsering terjadi. Charles Kimball berusaha
meneliti dan mencari masalah yang bersangkutan dengan keagamaan tersebut,
dengan memggunakan kemampuan menelitinya, beliau berhasil menjelaskan perubahan
kekerasan agama tersebut, sebagai solusi untuk menghindari konflik antar agama
yaitu dengan memperkuat iman dalam setiap individu.
Dalam
agama Islam, materi pokok utama yang diajarkan secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu aqidah akhlak, muamalah, dan etika tinkah
laku yang dalam pengembangan nya menjadi kesatuan ilmu-ilmu keagamaan
sebagaimana ilmu kalam, fiqih, dan tasawuf. Hal tersebut dapat dipahami bahwa
wahyu sebagai sumber ajaran yang merupakan peraturan Allah SWT yang harus
diturunkan kepada umatnya agar dipahami oleh manusia. Oleh sebab itu berbagai
cara untuk menterjemahkan makna dan nilai nilai ajaran dari sumbernya yaitu
melalui AlQur’an dan hadits yang sagat efektif dan mudah dipahami. Agar
konsep-konsep yang masih bersifat abstrak tersebut dapat diterima oleh cara kerja
berpikir manusia.
B.
Metodologi
Metodologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos dan logos.[1]
Methodos berarti sutu cara atau upaya untuk memecahkan suatu
masalah. Sedangkan logosmemiliki arti
ilmu pengetahuan.Dari definisi
tersebut metodologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengandungcara teknik dalam
melakukan penelitian terhadap suatu objek. Metodologi( science of method)
berarti suatu pembahsan berbagai cara atau teknik dalam suatu ilmu pengetahuan,
untuk memperoleh dapat dilakukan melalui disiplin ilmu yang ditelitinya.
Oleh
sebab itu, untuk menentukan disiplin ilmu, harus menggunakan teknik yang tepat
yang sesuai dengan disiplin tersebut. Selain itu, metodologi merupakan ilmu
tentang tekhnik-tekhnik. Louay Safi mengartikan metodologi merupakan bidang
kajian yang berkaitan dengan pembahsan tekhnik-tekhnik yang difungsikan dalam
meneliti perubahan alam dan manusia, ataupun dengan objek lain nya. Dapat
disimpulkan bahwa metedologi merupakan suatu konflik yang sangat penting dalam
sejarah perkembagan ilmu pengetahuan. Dalam teknik pendekatan secara
kognitif untuk mencari kebenaran lebih penting daripada ilmu filsafat, sains
ataupun hanya memiliki bakat saja tanpa diiringi upaya untuk mencari kebenaran.
Perlu diketahui pada zaman dahulu yaitu pada abad pertengahan Eropa hanya
menghabiskan waktunya dalam keadaan belum memiliki pemikiran yag maju atau
dapat dikatan pada masa kebodohan..
Metodologi
merupakan proses pembelajaran yang digunakan pada bidang tertentu untuk
memperolah pengetahuan yang berkaitan dengan pokok permasalahan tersebut yang
telah ditinjau dari kegiatan penyelidikan.Metodologi.[2]Metodologi
berhubungan dengan proses-proses kognitif yang dituntut oleh
persoalan-persoalan yang muncul dari ciri pokok studi itu. Suatu metode adalah komposisi tersusun dari
proses proses pemikiran, dengan menngunakan tekhnik-tekhnik khusus. Setiap metode selalu memiliki perbedaan dengan metode yang
lain, yaitu sesuai dengan teknik yng digunakan untuk mengatur ide dan pemikiran
manusia dan menjalankan tugas dari pemikiran tersebut.Dalam setiap metode
ilmiah diandaikan adanya hubungan dekat dan sistematik antara berteori dan
pengalaman. Pengamatan dan eksperimen membantu kita dengan evidensi untuk
membuat generalisasi dan hipotesis-hipotesis yang dites (dibenarkan atau
disalahkan), lewat deduksi-deduksi daripadanya serta membandingkan semua ini
dengan akibat-akibat dari pengamatan-pengamatan dan eksperimen-eksperimen lebih
lanjut.
Metodologi
bukanlah hal asing dalam setiap pembelajaran ilmu agam islam. Namun,mettodologi
merupakan salah satu hal terpenting yang selalu digunakanpada zaman keemasan
sejak abad ke-3 sampai ke-6.Namun pemikiran manusia telah melupakan pada zama
kesuksesan yaitu pada abad ke-5.Sebuah institusi islam seperti IAIN telah
mencoba menemukan kembali pendekatan metodologi untuk beberapa mata kuliah
studi keislaman. Tetapi, pada proses pelaksanaan pembelajaran dosen dan mahsiswa belum adanya komitmen dan
keseriusan dalam menggunaan
metodologi untuk pembelajaran ilmu
keislaman.
Metodologi
(science of method) berati suatu pembahsan mengenai konsep teoritis yang
digunakan sebagai teknik yang berkaitan dengan sistem pengetahuan. Dalam dua
dekade terakhir, kesadaran umat islam terhadap pentingnya berbagai upaya
pendekatan metodologi ilmiah dan respon mereka terhadap masalah-masalah yang
dihasilkan dari berbagai pendekatan ini sudah mulai bermunculan.Berawal dari
kesadaran bahwa kelemahan menggunakan metodologi umat islam dalam meneliti
islam seperti yang dikatakn tersebut diatas, makaharus dibahas dan dipahami
mengenai pentingnya penggunaan metodologi dalam kajian ilmu keislaman. A.Mukhti
Ali juga mengingatkan bahwa kedudukan mata kuliah Metodologi Studi Islam (MSI)
sangat penting dibandingkan mata kuliah lainnya, karena sesungguhnya metodologi
merupakan masalah yang sangat penting dalam
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.[3]
Tekhnik pemikiran yang benar dan tepat untuk mencari
solusi kebenaran adalah lebih penting daripada ilmu filsafat dan sains. Pada
zaman abad pertengahan Eropa menghabiskan dalam jangka waktu yang cukup lama
yaitu seribu tahun dalam keadaan belum memahami ilmu pengetahuan atau masa
kebodohan.Tetapi dalam keadaan tersebut akhirnya berubah menjadi kebangkitan
perubahan dalam bidang ilmu sains, seni, sastra dan lingkungan hidup serta
kehidupan manusia dan sosial. Perubahan yang mendadak dan tenaga yang sangat
luar biasa meledak dalam ide manusia
tersebut muncullah sebuah perkembangan yang sangat luas dan menakjubkan dalam
bidang ilmu pengetahuan. Maka, metodologi mempunyai fingsi yang cukup penting
dan menjadi faktor penentu dalam kemajuan dan kemunduran ilmu pengetahua.
Karena metodologi dan pendekatan merupakan suatu cara
yang digunakan untuk melihat suatu hal yang menyebabkan perkembangan atau
kemajuan, hal ini dilakukan bukan karena tidak tokoh tokoh yang jenius atau
pandai dalam berfikir.Teknik berfikir yang benar merupakan salah satu syarat
dalam menemukan ide kebenaran dan objektifitas ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu teknik yang tepat adalah problem pertama yang harus digali dan dibangun
dalam berbagai ilmupengetahuan, termasuk dalam pembelajaran ilmu keislaman.
Pembelajaran ilmu keislaman adalah suatu keharusan bagi para mahasiswa
islamsecara tepat dan tersusun. Dilihat dari segi terstruktur Islam merupakan
sebagai agama yang memiliki 2 tipe, yaitu Islam sebagai suatu ajaran dan
keyakinan, serta Islam sebagai pengetahuan dan prubahan sosial.
Sisi pertama tidak jarang dianggap sebagai sisi eklusif
(tertutup) dan sisi lainnya dianggap sebagai sisi eksklusif (terbuka) yang.Untuk
membedakan proporsional area pengetahuan yang harus menuntut untuk bersikap
kritis, rasionalis(nyata), menghargai sejarah dan menunjukkan sikap tingkah
laku sebagai peneliti yang memiliki jiwa subjektif, praktis, dan menunjukan
sikap terhadap peneliti lain sangat sulit.
C.
Studi Islam
Studi
Islam merupakan salah satu cabang ilmu favorit untuk dikaji oleh para kalangan
ilmuwan, terutama dalam mengkaji persoalan metodologi yang digunakan dalam
memahami ajaran Islam, hal ini disebabkan karena masih lemahnya pemahaman umat
Islam dalam mengkaji Islam secara komprehensif, salah satu penyebabnya adalah masih banyak umat islam yang kurang memahami
metodologi. Kelemahan ini akan menyulitkan
umat Islam yang ada di negara Indonesia
jika tidak dijadikan sebagai sumber pemikiran melainkan sebagai orang
yang menjalankan pemikiran atau ide orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kelemahan umat Islam tidak hany terletak pada kurangnya pemahaman dan
penguasaan materi tetapi lebih padapersiapan materi yang akan dikuasainya.Hal
ini bisa terjadi karena sesungguhnya kita harus lebih menguasai materi terlebih
dahulu sebelum menjalankan terhadap materi yang telah diberi oleh orang lain.
Kedua,
anggapan bahwa studi Islam dikalangan ilmuwan sudah mulai berkembang ke
berbagai wilayah. Selain itu pemahaman tentang pendekatan metodologis yang
diperlukan dalam mengkaji Islam juga pendekatan teologi yang merupakan
doktriner yang dapat digunakan dalam memahami Islam. Studi Islam juga berfungsi sebagai subjek penelitiaan teoritis
dan metodologi yang belum begitu terkenal atau dapat dikatakan masih baru.Bidang ini muncul jauh lebih kemudian dibandingkan dengan
bidang-bidang lainnya seperti sejarah, sosiologi, dan antropologi. Namun,
sesungguhnya upaya yang telah dilakukan yang mengarah menuju pada usaha
peningkatan metodologis telah dilaksanakan.
Imam Asy-Syafi’i telah berusaha membangun ilmu fiqih yang
sebelimny telah menganjurkan Ushul Fiqih. Namun Imam Al- Gazali mengkritik
ajaran filosof tersebut setelah menempuh metodologi filsafat dan usaha Imam
Bukhori telah melakukan penelitian hadits melalui tekhnik seleksi yang
merupakan buktiyang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan tentang langkah langkah
metodologis yang dimaksud adalah sangat disayangkan, setelah zaman keemasan
tidak ditemukan lagi para sarjana Islam yang meneruskan perjuangan nya dengan
semangat dan teknik yang sama. Tetapi perlu diingat Islam merupakan sebagai agamayang seyogyanya bukan sebagai agama pengabulan sebatas ajaran
yang ada didalam segala aspeknya.
Sebenarnya didalam agama juga terdapat ruang yang cukup
dalam untuk memadai sehingga membuat
agama menjadi lebih hidup dalam sikap praktis oleh pemeluknya.Karena itu secara
metodologis, agama dapat dijadikan sebagai suatu fenomena yang dinamis dan
riil, betapapun di sisi lain ia mungkin bersifat abstrak; sebagai suatun hal
yang dipercaya dan diyakini serta dihayati daripada dipelajari dan dipahami
serta dicari kebenaran nya seperti usaha pendidikan akademis.Dalam
hal corak studi Islam di Perguruan Tinggi ini, Zainudin Fananie, mengatakan
bahwa ada beberapa pembaharuan pemilkiran Islam di perguruan tingi, antara lain[4]:
Pertama,
pembaharuan yang bersifat dan terkait erat dengan faham kemazhaban, yakni
berusaha mencanggihkan warisan faham mazhab dengan menyerap unsurunsur modern
dari budaya barat.Kedua, pembaharuan yang bercorak majlisi yang nampak dalam
sikap mengutamakan kesatuan pendapat dengan membentuk majlis; ketiga, pembaharuan
yang bersifat kekampusan, yang didominasi oleh orientasi pemiikiran yang
mandiri dan liberal yang merupakan watak kesarjanaan yang menjadi ciri khas
perguruan tinggi Studi Islam di negara
Timur Tengah yang lebih menekankan terhadap pendekatan normatif tingkah laku
dan pemikiran terhadap agama islam. Penelitian Islam di Timur Tengah dalam penerimaan nya bertolak belakang
terhadap islam yang merupakan sebagai agama yang bersifat transeden.
Islam
tidak hanya dijadikan semata mata hanya sebagai objek pembelajaran ilmiah yag
secara langsung ditekankan pada konsekuensi yang berlaku di dunia keilmuan,
tetapi diberikan secara terhormat sesuai dengan posisinya sebagai puat
kebenarannya yang dipercaya dan diyakini tanpa keraguan.Sedangkan kecenderungan studi Islam ada dua macam, yaitu
kecenderungan pertama , yaitu terjadinya perubahan pergeseran metode dari acuan
agama Islam yang bertingkah laku
normatif kepada yang lebih menekankan
pada sejarah, sosial dan pendekatan. Kecenderungan lainnya, perputaran keilmuan
lebih terhadap ke Timur Tengah,
khususnya Universitas Al-Azhar dalam dua puluh
terakhir terlihat semakin luas dan banyak ragam. Dalam pembahasan ini
teknik pendekatan Barat terhadap Islam mulai banyak yang timbul, yang pada
dasarnya cenderung lebih bersifat historis
dan sosiologis.
Pendidikan Islam atau peneltian islammerupakan
suatu keharusan atau disiplin ilmu yang telah lama digunakan yang seumur
denganlahirnya agama Islam[5]. Penelitian agama Islamdalam sejarah terwujud dalam
beberapa tipe dan menyediakan sumber yang sangat luas bagi mahasiswa yang
membutuhkan baik faktor dari dalam maupun luar.Jika pendidikan dari luar dapat
termuat dalambentuk perkembangan agama Islam, maka penelitian dari dalam dapat
memunculkan contoh ngaji yang berkembang terhadap pengamalan, ide yang
memberikan perubahan, Ilmu Agama Islam
yang berusaha memberikan pedoman pembelajaran Islam untuk ilmu ilmu yang
bersifat sekuler atau pendidikan Islam klasik yang bersifat kritisnamun masih
oerorientasi pada pengamalan.Pengorganisasian studi Islam di negara-negara
Islam lain juga ada variasi.[6]
Islam
tidak hanya dijadikan sebagai objek studi ilmiah yang diutamakan pada prinsip
prinsip yang berlaku di dunia keilmuan, tetapi secara terhormat Islam sesuai dengan
fungsinya sebagai suatu kebenaran yang dipercaya dan diyakini.Tujuan utama dari
pengenalan ini adalah terciptanya sarjana muslim yang tidak saja menguasai
ilmu-ilmu agama, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan agama melalui
bahasa ilmu modern.
Metodologi
Studi Islam
Metodologi
merupakan ilmu pengetahuan yang tersususn secar sistematis yang mempelajari
tentang suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran terhadap kebenaran
objek yang diteliti.Metodologiberhubungandengan
proses pemahaman yang sesuaidengansuatuobjek yang diteliti.Sedangkan
metodologi studi islam merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk
mengkaji suatu objek yang tidak menyimpang dari ajaran dan syariat islam.
Dalam
kitab suci Al Quran, ilmu dan pengetahuan dapat diperoleh melalui wahyu, kenyataan
atau riil yang dilandaskan pada pertimbangan bukti bukti yang telah ada, ide dan pemikiran dan melalui persepsi, yaitu dengan pengamatan,
uji coba, laporan sejarahserta deskripsi pengalaman.[7]Teknik-teknik
atau cara-cara dalam pencapaian ilmu pengetahuan melalui sumber-sumber yang
telah ditetapkan dan diakui yaitu kitab suci Al Quran, dilihat dari sejarahnya
sumber ini telah digunakan oleh para ulama, ilmuwan , filosof muslim dan
cendekiawan terdahulu.
Banyak
tipe cara yang mereka gunakan dalam melaksanakan penelitian tersebut, yang
seluruhnya bertujuan untuk diamalkan dalam kehidupan manusia sehari hari, baik secara individu
ataupun sosial. Melalui upaya tipe ini, para ulam dan cendekiawan tersebut
telah banyak menghasilkan atau membuat produk ilmu pengetahuan, yang menjadi
sumber sejarah suatu perkembangan agama islam, baik yang tergolong ilmu ilmu
riwayat maupun ilmu rasional, termasuk ilmu ilmu fungsional yang langsung dapat
dimanfaatkan atau digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata atau riil.
Tetapi tidak hanya itu, melainkan juga ilmu yang dihasilkan melaui Attaqarub
dan para sufi.
Apa
yang dilakukan oleh para ulama dan pemikir Islam di atas, merupakan suatu
kesadaran bahwa seiring dengan perkembangan masyarakat Islam di berbagai bidang,
untuk mempelajari dan memahami agama Islam yang secara fungsi atau penerapan
nya dalam masyarakat yang memiliki bermacam kebutuhan dan kepentingan, masih
diperlikan perumusan masalah yang konkrit dan nyata.Oleh karena itu kebanyakan sumber ajaran agama Islam , baik
Al quran maupun As-Sunnah, belum bisa memberikan pnjlasan tentang kebutuhan
tersebut secara detai dan rinci, kecuali dalamhal-hal tertentu, bahkan hanya
memberikan spirit untuk dilakukan suatu tindakan lebih lanjut, atau hanya
memuat nilai-nilai, supaya pesan-pesan ajaran tersebut menjadi aktual bagi
masyarakat.
Kesadaran
tersebut, sebenarnya telah diakui oleh Nabi, Metodologi Studi Islam (MSI) atau
Dirasah Islamiyah(DI), merupakan keharusan disiplin ilmu baru yang harus
ditetapkan dan dilaksanakan dalam kurikulum nasional program Strata Satu (S1)
yang ada di Perguruan Tinggi Agama Islam seperti pada Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) yang ada diseluruh Indonesia. Jika diteliti dalam pokok
pembahasan materi intinya adalah akumulasi dari acuan acuan pendidikan
keislaman yang sebelumnya inti pokoknya bersifat mendasar atau sebagai
pengantar. Pokok pembahasan tersebut hingga sekarang masih dan akan dipelajari
sebagai ilmu dasar khususnya di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN).
Hanya saja pembahasan masing masing
dasar pengetahuan keislaman disajikan dalam bentuk terpisah antar satu
dengan yang lain.
Namun, diskursus-diskursus yang ditawarkan masih
materi-materi yang sifatnya pengenalan dasar atau pengantar. Jika diteliti secara mendasar dan mendalam bahwa tidak ada
perbedaan antar Metodologi Studi Islam atau Dirasah Islamiah yang telah
diajarkan secara terpisah.Maka muncullah pertanyaan untuk apa pentingnya Metodologi
Studi Islam (MSI) Dirasah Islamiyah (DI) adalah segai salah satu penawaran mata
kuliah lain di Institut Agama Islam Negeri (IAIN).Sebenarnya memang benar diakui, jika dilihat dari sisi kandungan
subjeknya adalah memiliki ciri khusus jika tidak dikatakan tidak sama dengan
MSI. Tetapi MSI atau DI -ilmu dasar keislaman “akumulatif”- memiliki nuansa
(kemasan) baru yang membuatnya berbeda dengan wacana ilmu dasar keislaman
“alianatif”.
Pandangan unik (spesifik) atau ciri khs nya tidak lain
adalah penggunaan teknik metodologi untuk pendekatan dalam pemahaman ilmu ilmu
dasar pokok keislaman tersebut. Jadi, MSI dapat dikatakan sebagai materi pokok
acuan ilmu ilmu dasar keislaman yang memiliki unsur metodologis. Tetapi
penggunaan metodologi sebagai kajian penelitian dalam ilmu dasar keislaman
secara bertahap mulai menurun, seiring dengan menurunnya semangat ilmiah
dikalangan para cendekiawan Islam dizaman modern seperti saat ini.Berkembanglah
istilah menekor tanpa pegangan (taqlid), karena pada masa itu pintu ijtihad
telah ditutup (asal ikut serta), penafsiran terhadap karya guru (syarah).
Karya-karya yang asli sudah tidak ada lagi, semua ilmuwan
pada masa itu bersepakat pada kenyamanan yang telah dicapainya sehingga tidak
ada kekuatan baru untuk melanjutkan kenyamanan tersebut. Sejak zaman belum
adanya pembelajaran mengenai metodologi atau masa kebodohan sudah hilanglah
riwayat hidup metodologi dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan keislaman
hingga pada penghujung abad ke-13 atau pertengahan abad ke-20 Masehi ( zaman
kebangkitan agama Islam). Hal ini titandai dengan digerakkan nya kembali
penelitian Ilmu Filsafah dengna seluruh
cabangnya, yaitu khususnya pada Perguruan Tinggi Agama Islam seperti di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dasar-dasar
keislaman yang diwariskan sebagai pengantar pemikiran Islam pada zaman klasik
yang lahirdari perkumpulan dan pembahasan terhadap sumber ajaran dan pengalaman
Islam dalam sejarah yang sekarang diresume dalam materi penelitian metodologi
Islam.
Dalam
hal metode studi Islam di perguruan tinggi, Zainuddin Fananie mengatakan bahwa[8],
bila kita masih percaya bahwa agama sebagai ide yang sangat kuat dalam
mengembangkan tradisi kebudayaan, maka akan tepat jika membuka dialog baru
dengan tradisi perguruan tinggi yang memiliki ciri watak pemikiran ilmiah.
Untuk itu maka pendekatan studi agama di perguaruan tinggi akan tepat jika
menggunakan metode sisntesis antara penndekatan kitab suci dan metode keilmuan.
Yang dimaksud keilmuan disini adalah pendekatan filosofis, sosiologis,
historis, fenomenologis, dan tipologis Tulisan ini akan menjelaskan beberapa
tawaran metode pendekatan studi Islam dari berbagai disiplin ilmu:[9]
yakni pendekatan filsafat, pendekatan sosiologi, pendekatan sejarah, pendekatan
hermenetika, pendekatan fenomenologi, yang tergabung dalam model utama untuk
mencapai tujuan yang sulit disatukan dansehingga diakhiridengan tujuan yang
terpadu dan tersambung sebagai upaya baru untuk mempelajari dan memahami
masalah-masalah yang timbul dalam keagamaan Islam.
D.
Simpulan
Bagi orang yang
beriman, agama dipandang sebagai sesuatu yang sakral, suci, dan agung.Nilai yag
terkandung dalam ajaran menjadi pandangan hidup maupun tata cara hidup bagi
para pemeluknya, maka dari itu agama sangat melekat dalam sisi-sisi kehidupan
agama Islam berarti selamat, yakni sebuah agama yang berkeinginan menuntun
serta membawa seluruh umatnya menuju
jalan yang di ridai Allah SWT., yaitu membawa umat manusia menuju jalan
kedamaian, jalan kebahagiaan, dan jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh
karena itu ajaran agama Islam didalamnya mengandung ajaran yang berkaitan
tentang kehidupan manusia didunia maupun diakhirat, baik secara lahir dan
batin.
Antara aspek di
dunia- akhirat maupun aspek pada jasmani-rohani sebenarnya bukan dua buah hal yang nampak berbeda, keduanya harus
diseimbangkan dengan cara yang bijak, kedua aspek tersebut merupakan suatu
identitas yang memiliki kesatuan antara satu dengan yang lainnya dan seharusnya
harus tetap beriringan, serta selalu diupayakan agar kedua aspek tersebut
selalu melekat dalam jiwa umat islam.Islam
berasal dari bahasa arab “salima” yang memiliki arti memelihara seluruh makhluk
dengan keadaan damai, sejahtera,sehat sentosa. Dalam arti lain juga dapat
dikatakan menyerahkan seluruh dirinya, bersikap tunduk, patuh, dan taat kepada
ketetapan atau aturan yang berlaku.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa seluruh benda
maupun manusia yang ada di muka bumi dapat disebut sebagai Islam, karena mereka
selalu taat, patuh dan melaksanakan perintah atau ketentuan Allah SWT. Allah
SWT juga telah memeberikan ketegasan bahwa seluruh manusia yang menganut agama
tetapi bukan agama Islam maka amal ibadahnya tidak akan diterima, karena agama
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berperan untuk
menyempurnakan agama terdahulu, agama Islam juga merupakan agama yang sangat
dianjurkan bagi seluh manusia. Istilahmetodologi berasal dari bahas Yunani, yaitu methodos dan logos[10].
Metodologi dapat diartiakan sebagai pembahasan konsep tertulisyang terkandung
berbagai teknik atau metode yang berkaitan dalam sistem pengetahuan.Metodologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tata cara yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian.
Oleh
sebab itu , untuk menentukan disiplin ilmu, kita harus menentukan cara atau
teknik yang akurat dengan disiplin keharusan tersebut. Selain itu, metodologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang cara atau metode. Studi Islam merupakan
salah satu cabang ilmu favorit untuk dikaji oleh para kalangan ilmuwan,
terutama dalam mengkaji persoalan metodologi yang digunakan dalam memahami
ajaran Islam, hal ini disebabkan karena masih lemahnya pemahaman umat Islam
dalam mengkaji Islam secara komprehensif, salah satu penyebabnya adalah
kurangnya umat Islam dalam memahami teknik tata caranya. Kelemahan ini akan
semakin terlihat jika umat Islam, khususnya di Indonesia tidak menjadi
sumberpemikiran atau ide akan tetapi menjadi pengelola atau pelaksana pemikiran
atau ide tersebut. Hal ini dapat terjadi karen asesungguhnya manusia harus
mengetahui ilmu atau teorinya sebelum melakukan tindakan terhadap suatu hal. Jadi,
metodologi studi islam dapat diartikan sebagai metode yang diepergunakan untuk
mengkaji ilmu agama Islam sebagai jembatan dari ilmu-ilmu.
REFERENSI
Asmawi, “Peluang Dan Tantangan
Formulasi Metode Studi Islam”, Islamica, Vol. 5, No. 1, 2010.
Fatkhur
Rokhzi, Mokh., “Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam”, Jurnal Pendidikan,
Vol. Iii, No. 1, 2015, Pp. 85–94.
Hanafiah,
Mahibbudin, “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan
Terhadap Studi Ilmu-Ilmu Keislaman”, Jurnal Ilmiah Didaktika Febuari 2011,
Vol. Xi, No. 2, 2011, Pp. 292–302.
Ibrahim,
Duski, “Metodologi Penelitian Dalam Kajian Islam (Suatu Upaya Iktisyaf
Metode-Metode Muslim Klasik)”, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014, Pp. 247–8.
Isrofil,
Amar, “Studi Normatif Pendidikan Islam Multikultural”, Islamica, Vol. 4,
No. 2, 2010.
Kurniasih,
Apri, “Pendekatan Studi Islam Di Perguruan Tinggi Islam”, As-Salam, Vol.
Iii, No. 1, 2013, Pp. 77–90.
Kurniawan,
Benny, “Studi Islam Dengan Pendekatan Filosofis”, Jurnal Saintifika Islamica,
Vol. 2, No. 2, 2015, Pp. 49–60 [Http://Dx.Doi.Org/2407- 053x].
Nur,
Muhammad, “Pendekatan Fisiologis Dlam Studi Islam”, Didaktika Islamika,
Vol. 5, No. 1, 2015, P. 16.
Zarkasi,
Ahmad, “Metodologi Studi Agama-Agama”, Al-Adyan, Vol. Xi, No. 1, 2016,
Pp. 1–16.
Zulaiha,
Siti, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi Pengembangan Dan Peningkatan
Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah :
Jurnal Pendidikan Dasar,
Vol. 1, No. 1, 2017, Pp. 46–64.
[1]Siti Zulaiha, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi
Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah : Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1 (2017), Pp. 46–64.
[3]Mahibbudin Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam:
Suatu Pendekatan Terhadap Studi Ilmu-Ilmu Keislaman”, Jurnal Ilmiah
Didaktika Febuari 2011, Vol. Xi, No. 2 (2011), Pp. 292–302.
[4]Muhammad Nur, “Pendekatan Fisiologis Dlam Studi Islam”, Didaktika
Islamika, Vol. 5, No. 1 (2015), P. 16.
[5]Mokh. Fatkhur Rokhzi, “Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam”, Jurnal
Pendidikan, Vol. Iii, No. 1 (2015), Pp. 85–94.
[6]Apri Kurniasih, “Pendekatan Studi Islam Di Perguruan Tinggi Islam”,
As-Salam, Vol. Iii, No. 1 (2013), Pp. 77–90.
[7]Duski Ibrahim, “Metodologi Penelitian Dalam Kajian Islam (Suatu
Upaya Iktisyaf Metode-Metode Muslim Klasik)”, Intizar, Vol. 20, No. 2
(2014), Pp. 247–8.
[10]Siti Zulaiha, “Pendekatan Metodologis Dan Teologis Bagi
Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas Guru Mi”, Ar-Riayah : Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1 (2017), Pp. 46–64.
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM"
Posting Komentar